Penipuan lewat Email: Transfer Uang dari Luar Negeri
Dunia maya memang sangat rentan sekali.
Didunia virtual ini setiap gerak-gerik dan identitas penggunanya
terkadang bersifat anonymous atau palsu jadi bisa dengan mudah untuk
melakukan teknik penipuan. Sudah banyak korban yang berjatuhan dari
kejamnya penipuan dengan berbagai motif dari dunia internet. Salah satu
bentuk penipuan internet yang masih banyak bertebaran sampai saat ini
adalah Penipuan lewat Email yang berkedok Transfer Uang dari Luar
Negeri. Dimana si penipu akan mengirimkan email berisi penawaran yang
sangat menarik dan bersifat seakan menguntungkan dari pihak yang
dikirimi email (korban). Motif penipuan lewat email seperti ini memang
tergolong teknik yang jadul dan sudah lama, tapi sampai saat ini
ternyata motif ini masih saja digunakan. Namun parahnya masih saja ada
orang yang percaya dan menanggapi dengan baik tawaran manis yang
berujung pahit ini. Salah satu korbanya adalah sahabat dekat kakak saya,
dia menerima email yang berisi penawaran untuk menerima uang
(transfer), dengan tujuan menyimpan sementara uang dari sang penipu di
rekening dia dikarenakan ceritanya si penipu berada di negara luar
indonesia dan ingin kabur ke indonesia dengan membawa uang (yang
jumlahnya banyak). Dan sebagai imbalannya, orang yang mau meminjamkan
rekeningnya (korban) akan diberi imbalam berupa beberapa persen dari
uang yang diceritakan.
Menurut pengalaman sahabat kakak saya
(yang sudah menjadi korban), dalam menjalankan aksinya ini sang penipu
biasanya menyertakan syarat tertentu dalam email yang dikirim ke
korbanya. Biasanya berupa alamat lengkap, KTP, pekerjaan, nomor telpon
dll. Jika sang korban menanggapi dan membalasnya serta memberikan semua
persyaratan yang ada pada email itu, selanjutnya si korban akan di
telpon dan diminta untuk memberikan no rekening nya untuk dintransfer
sejumlah uang yang diinformasikan dalam email tadi. Setelah sikorban
memberikan no rekeningnya, saat itulah proses penipuan dijalankan.
Sipenipu akan mengkonfirmasikan bahwa jumlah uang yang di informasikan
di email sudah di transferkan ke rekening korban. Namun sebenarnya sipenipu tak pernah mengirim uang seperserpun pada rekeningnya.
Nah saat itulah si korban menemukan
kejanggalan, bahwa uang yang dijanjikan tersebut tidak sampai dan tidak
ada di rekeningnya. Disini si pihak penipu akan belagak bingung, dan
terus meyakinkan si korban bahwa dia sudah benar-benar mengirim uangnya
serta terus mengulang-ulang no rekening kita untuk memastikan tidak ada
kesalahan dalam no rekening. Setelah si penipu berdrama dan berakting
abis-abisan meyakinkan si korban tentang kebenaran trensaksinya, maka
sebagai jalan terakhir si penipu akan menyuruh si korban untuk
menghubungi call center dari bank yang dia gunakan. Dan nomor call
centernya di informasikan langsung oleh si penipu, nomor itu adalah
nomor yang sudah di persiapkan si penipu sebagai nomor call center bank.
Dan diujung nomor telpon tersebut sudah menunggu pembantu si penipu
yang bertugas sebagai costumer service palsu bank palsu. Jika si korban
menyanggupi apa yang dikatakan si penipu dan menelpon call center palsu
tersebut, maka si costumer service bajakan itu akan menyapa dengan
lembut dan berbicara layaknya costumer bank sungguhan yang profesional
serta bertutur kata sopan dan sedikit lebai (biasanya cewe).
Saat si korban mengadukan tentang
masalahnya yang tadi, maka disinilah peran si costumers service palsu
itu untuk berpura-pura membimbing si korban menyelesaikan masalahnya.
TAPI ternyata bukan masalahnya yang terselesaikan, melainkan akan
menimbukan masalah baru, soalnya secara tidak disadari si korban akan di
bimbing secara perlahan untuk mentransferkan semua isi uang yang ada di
rekeningnya ke rekening sang penipu. Dan si korban tidak akan merasa
sedang ditipu karena dia akan merasa bahwa cotumer bank tak akan mungkin
akan menipu… Setelah proses selesai, maka si costumer service tersebut
akan segera menutup telponnya, saat itulah si korban akan menangis
menyesali kebodohannya…ckck